ZONAKATA.COM – TANA TORAJA Tingginya angka kasus bunuh diri kalangan pelajar di Tana Toraja mendapat perhatian khusus dari Komisi II DPRD Tana Toraja. Bagaimana tidak, pada periode Januari 2023 sudah terjadi lima kasus bunuh diri.
Menyikapi hal ini, Komisi II menggelar rapat dengar pendapat (RDP) Rabu (1//2/2023) siang. Rapat ini menghadirkan dua OPD terkait yakni Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Dinas Pendidikan Tana Toraja.
Melalui rapat ini, Komisi II mengusulkan beberapa hal untuk mencegah terjadinya kasus bunuh diri. Salah satunya mengevaluasi penggunaan dasi sekolah pada tingkat SMP dan SMA/SMK sederajat.
“Bayangkan di periode Januari 2023 saja itu sudah lima anak jadi korban, dan tiga diantara mereka itu menggunakan dasi sekolah, makanya kami instruksikan dasi sekolah ini dihilangkan atau bentuknya diubah,” ungkap Ketua Komisi II DPRD Tana Toraja, Yuli Saranga.
Menurutnya, dasi sekolah hanya sebagai atribut pelengkap yang digunakan saat upacara bendera. Sehingga pihaknya juga mengusulkan agar bentuk dan ukuran dasi sekolah diubah.
“Kalau bisa dasinya pake yang karet saja, dan untuk perempuan pakai dasi kupu-kupu,” ujarnya.
“Mungkin korban yang baru-baru ini melihat kasus sebelumnya yang juga menggunakan dasi sekolah, makanya dia juga ikut ikutan. Tapi sebenarnya persoalannya bukan cuma dasi saja, bisa juga media lain. Cuman, dari lima kasus yang terjadi, tiga korban menggunakan dasi sekolah,” ucapnya.
Yuli juga meminta agar Pemkab Tana Toraja mengalokasikan anggaran untuk program pendidikan karakter. Termasuk memaksimalkan Bimbingan Konseling (BK) di sekolah-sekolah.
“Kemudian TP2A agar turun ke kecamatan-kecamatan untuk melakukan bimbingan dan sosialisasi. Jangan ada kejadian baru kita ribut, kita harus lebih bagaimana pencegahannya,” pungkasnya.
Tom/ZK