ZONAKATA.COM – TANA TORAJA Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember bersama Lestari Canada menyelenggarakan temu lapang kopi di Korporasi Petani Kopi “Kopinta”, Rabu (9/2).
Temu Lapang Kopi dengan tema Pertanaman Kopi Cerdas Iklim dan Ramah Gender merupakan rangkaian kegiatan pemberdayaan perempuan, inovasi pertanian dan perubahan iklim yang difasilitasi BPP Gandangbatu Sillanan.
Dalam kegiatan itu ada 4 sesi bimbingan teknis dan praktek lapangan yang diberikan ke petani anggota Kopinta yaitu pembibitan kopi varietas unggul terbaru yaitu Komasti (komposit andungsari tiga) dan AS2K (andungsari 2 klon) dikemas dalam teknologi transplanting sistim cabutan kopi super dan aklimitasi bibit.
Kemudian penguatan peran gender dalam pengembangan kopi arabika hulu-hilir, pemeliharaan kopi meliputi pemangkasan, pembuatan rorak dan pemupukan serta pasca panen dan uji cita rasa kopi.
Yuliasmara sebagai koordinator Persippi Puslitkoka menyampaikan diperlukan inovasi teknologi dan varietas baru yang dapat beradaptasi terhadap perubahan iklim yang saat ini terjadi.
Ini untuk mengangkat kembali produktifitas kopi Arabika di Tana Toraja seiring dengan besarnya permintaan dunia akan kopi Arabika yang mempunyai cita rasa khas specialty kopi Arabika dataran tinggi.
“Dengan adanya demplot kopi varietas unggul di Salubarani kecamatan Gandangbatu Sillanan,Tana Toraja ini dapat menjadi cikal bakal peningkatan produksi dengan sistim peremajaan kopi,” sebut Yuliasmara.
Sementara itu mewakili Bupati Tana Toraja, Asisten Ekonomi Pembangunan, Harris Paridi mengatakan kopi Arabika varietas lini-795 sudah lama dan tua, kurang produktif maka perlu pergantian secara bertahap dengan varietas unggul Komasti atau AS2K.
“Untuk menjaga mutu dalam pengolahan maka perempuan mempunyai peran besar dalam pengendalian mutu kopi,” ujar Harris saat membuka temu lapang itu.
Dikatakan, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat dan berharap kepada Manajemen Puslitkoka untuk melanjutkannya pada tahun ini dan tahun mendatang. Ia pun mengatakan jika Pemda Tana Toraja siap bekerjasama untuk kemajuan petani kopi.
Hal yang sama dikatakan Direktur Politani Negeri Pangkep, Darmawan bahwa kegiatan Puslitkoka-Lestari Canada ini sudah sepatutnya dilanjutkan karena sangat bermanfaat bagi petani kopi.
“Manfaatnya sangat luas bukan hanya untuk masyarakat petani kopi di Tana Toraja tetapi kedepannya akan menjadi sentra belajar Mahasiswa Politani Negeri Pangkajene Kepulauan dalam program MBKM terutama prodi kopi,” bebernya.
Akademisi Universitas Hasanuddin Ophier Sumule yang turut hadir di Temu Lapang ini mengaku jika langkah Puslitkoka yang membuat demplot kopi ini sudah benar.
Namun ia mengatakan jika kegiatan ini berhenti maka akan menjadi catatan hitam bagi Puslitkoka. Pasalnya pihak petani, pemerintah daerah dan kampus sudah berharap banyak kegiatan Puslitkoka-Lestari Canada ini terus berlanjut.
Apalagi kegiatan Puslitkoka-Lestari Canada siap disupport oleh para penyuluh pertanian dalam melakukan pendampingan. Hal itu disampaikan Koordinator BPP Gandangbatu Sillanan, Hariadi.
“Penyuluh pertanian siap bermitra dalam pendampingan petani kopi dengan puslitkoka-Lestari canada untuk kemajuan korporasi petani kopi,” pungkasnya.
Untuk itu seluruh stakeholder yang hadir dalam Temu Lapang itupun berharap adanya komitmen dari manajemen Puslitkoka agar bisa melanjutkan kegiatan tersebut.

Sementara itu, Albert Otto, Ketua Kopinta menyampaikan terima kasih kepada Puslitkoka, Lestari Canada, Akademisi Politani Negeri Pangkep, Universitas Hasanuddin, Pemkab Tana Toraja atas dukungannnya sehingga kegiatan temu lapang ini dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat.
Untuk diketahui kegiatan Temu Lapang ini juga dihadiri pihak Dinas Pertanian Tana Toraja, Tim Konsorsium Adaptasi Perubahan Iklim dan Lingkungan (Kapabel), Penyuluh Pertanian UPT BPSDMP Sulsel dan 50 petani **