(self.SWG_BASIC = self.SWG_BASIC || []).push( basicSubscriptions => { basicSubscriptions.init({ type: "NewsArticle", isPartOfType: ["Product"], isPartOfProductId: "CAoiEOLV6gb7w2Fsn4-ccZ4jQNY:openaccess", clientOptions: { theme: "light", lang: "id" }, }); });

Sejarah dan Makna Idul Fitri, Lebih dari Sekadar Hari Raya

spot_img

Populer

ZONAKATA.COM  Sebelum Islam datang, masyarakat Arab Jahiliyah telah merayakan dua hari raya, yaitu Nairuz dan Mahrajan, yang diisi dengan pesta pora tidak bermakna seperti minum-minuman keras, menari, dan adu ketangkasan.

Menurut Ensiklopedi Islam, kedua perayaan ini berasal dari tradisi Persia Kuno. Setelah Rasulullah SAW menerima wahyu tentang kewajiban puasa Ramadhan, beliau menggantinya dengan dua hari raya yang penuh berkah: Idul Fitri dan Idul Adha.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda: ‘Dahulu, kaum Jahiliyah memiliki dua hari dalam setahun untuk bermain. Ketika aku datang ke Madinah, Allah menggantikan kedua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.’” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i).

Dalam catatan sejarah Islam, Idul Fitri pertama kali dirayakan pada tahun 624 M (2 H), bertepatan dengan kemenangan umat Muslim dalam Perang Badar. Peristiwa ini menjadi simbol keberkahan setelah sebulan berpuasa dan perjuangan spiritual.

Idul Fitri bukan sekadar perayaan simbolis atas kemenangan menahan lapar dan dahaga selama Ramadhan. Lebih dari itu, ia adalah hari di mana Allah SWT menjanjikan ampunan dosa bagi hamba-Nya yang menyempurnakan ibadah puasa dan melaksanakan shalat Id.

Syekh Sulaiman al-Bujairomi dalam kitab Hasiyah al-Bujairami alal Khatib menegaskan:“Allah menjadikan tiga hari raya bagi orang beriman: Jumat, Idul Fitri, dan Idul Adha. Hari raya ini bermakna setelah kesempurnaan ibadah. Idul Fitri bukan bagi yang memakai pakaian baru, tapi bagi yang taatnya bertambah. Bukan bagi yang bersolek dengan pakaian atau kendaraan mewah, melainkan bagi yang dosanya diampuni.”

Nilai Kebaikan dalam Idul Fitri

  1. Zakat Fitrah: Sebelum Idul Fitri, umat Islam wajib menunaikan zakat untuk dibagikan kepada yang berhak, memperkuat solidaritas sosial.
  2. Kebahagiaan Universal: Idul Fitri dirasakan semua lapisan masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu, melalui berbagi rezeki.
  3. Kemenangan Spiritual: Menurut Prof. HM Baharun, Idul Fitri adalah kemenangan iman dan ilmu atas hawa nafsu setelah “berjihad” di bulan Ramadhan. Kembali ke fitrah (kesucian) menjadi inti perayaan ini.

Dengan demikian, Idul Fitri bukan hanya hari sukacita, tetapi juga momentum untuk memperkuat ketakwaan, memohon ampunan, dan berbagi kebahagiaan.*

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

spot_img

Toraja Utara Gelar Jalan Santai Anti Mager dalam Rangka HUT ke-17

ZONAKATA.COM - TORAJA UTARA   Pemerintah Kabupaten Toraja Utara akan menggelar acara Jalan Santai Anti Mager pada Sabtu, 19 Juli...

Berita Lain