ZONAKATA.COM – TANA TORAJA Selain pesona budaya, seni, adat istiadat, dan panorama alamnya yang memikat, Toraja juga memiliki warisan kuliner khas yang menggugah selera.
Salah satu yang paling terkenal adalah pa’piong, masakan tradisional yang dimasak dengan bambu. Hidangan ini menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Toraja.
Mencicipi pa’piong tidaklah sulit. Banyak rumah makan di Kota Makale, Kabupaten Tana Toraja, dan Kota Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, menyajikan hidangan ini. Beberapa tempat populer di antaranya Warung Setia dan Warung Solata di Tana Toraja serta Warung Pong Buri di Toraja Utara.
Pa’piong hadir dalam berbagai variasi, seperti pa’piong ikan mas, pa’piong ayam kampung, dan pa’piong daging babi. Setiap jenis memiliki cita rasa unik, tetapi semuanya sama-sama lezat.
Salah satu yang paling diminati adalah pa’piong ikan mas, yang menawarkan rasa khas dengan aroma bumbu yang menggugah selera.
Keunikan pa’piong terletak pada cara memasaknya. Proses ini dimulai dengan memotong ikan mas menjadi beberapa bagian, lalu mencampurnya dengan sayuran dan bumbu khas. Sayuran yang digunakan biasanya adalah daun bulunangko atau mayana, dan kadang-kadang burak (batang pisang muda).
Bumbu sederhana seperti cabai, bawang merah, bawang putih, garam, jahe, dan serai dicampur bersama potongan ikan dan sayuran.
Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam ruas bambu berdiameter 8-10 cm. Bagian atas bambu ditutup dengan daun pisang sebelum dimasak di atas perapian.
“Ruas bambu yang berisi ikan mas dibakar di atas perapian dengan kayu sebagai penyangga. Bambu harus sering dibalik agar masakan matang merata dan tidak gosong,” ujar Aldas, seorang warga Rantetayo.
Proses pembakaran membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam hingga bambu berwarna hitam, yang menandakan masakan sudah matang. Setelah diangkat dari perapian, pa’piong siap disajikan.
Aldas menambahkan, rasa pa’piong sangat renyah dan gurih.
“Pa’piong jauh lebih nikmat dibandingkan jika dimasak menggunakan wajan. Proses pembakaran dalam bambu memberikan aroma dan rasa yang khas,” jelasnya.
Hidangan ini menjadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan bagi siapa saja yang mencobanya.
Dengan kelezatan dan keunikannya, pa’piong tidak hanya menjadi sajian kuliner, tetapi juga cerminan dari kearifan lokal masyarakat Toraja.*