ZONAKATA.COM – MAKASSAR Pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi, yang dikenal dengan nama Andalan Hati, resmi ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) terpilih untuk periode 2025-2030 oleh KPU Sulsel.
Pasangan ini mencatat sejarah baru dengan meraih 3.014.255 suara atau 65,32%, menjadi rekor tertinggi sejak penerapan pemilihan langsung di Sulsel.
Perolehan suara Andalan Hati mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang (Sayang). Pada Pilgub 2007, Sayang meraih 1.432.572 suara (39,53%), dan pada Pilgub 2013, mereka meraih 2.251.407 suara (52,42%).
Sementara di Pilgub 2018, pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman meraih 1.867.303 suara (43,87%).
“Ini mungkin angka perolehan suara tertinggi yang pernah ada dalam sejarah pemilihan langsung di Sulsel. Saya menyadari, ini juga menjadi beban dan tanggung jawab besar untuk memenuhi harapan masyarakat,” ujar Andi Sudirman Sulaiman baru-baru ini.
Andalan Hati rencananya akan dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025 di Jakarta, bersama dengan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih lainnya yang tidak terlibat sengketa atau telah mendapatkan putusan final dari Mahkamah Konstitusi (MK).
Andi Sudirman juga memohon dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk Forkopimda, untuk bersama-sama mewujudkan visi misi Sulsel Maju dan Berkarakter.
“Kami tidak mungkin bekerja sendiri. Kami membutuhkan dukungan dan doa dari semua pihak untuk mewujudkan Sulsel yang maju dan berkarakter,” tegasnya.
Visi Misi Andalan Hati: Sulsel Maju dan Berkarakter
Pasangan Andalan Hati memiliki delapan misi utama untuk memajukan Sulsel, yaitu:
- Peningkatan Layanan Publik: Memajukan layanan pendidikan, kesehatan, sosial keagamaan, dan kemasyarakatan berbasis kompetensi, berakhlak, dan berkearifan lokal.
- Hilirisasi Pertanian: Melanjutkan program hilirisasi pertanian untuk mencapai swasembada pangan dan menjadikan Sulsel sebagai lumbung pangan nasional, berbasis ekonomi hijau dan biru.
- Pengembangan Ekonomi: Mengembangkan ekonomi masyarakat, terutama di pedesaan dan daerah 3T (Terluar, Termiskin, Tertinggal), untuk menekan angka pengangguran, kemiskinan, serta masalah gizi buruk dan stunting.
- Desa Mandiri: Menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi untuk pemerataan dan pemberantasan kemiskinan.
- Investasi Ramah Lingkungan: Mendorong investasi padat karya yang berwawasan lingkungan.
- Transformasi Digital: Mempercepat transformasi digital dan birokrasi yang berintegritas, adaptif, dan melayani.
- Pemberdayaan Pemuda dan Kelompok Marginal: Memperkuat peran pemuda dalam pembangunan serta melibatkan kelompok marginal, termasuk penyandang disabilitas.
- Infrastruktur dan Pariwisata: Memperkuat layanan transportasi (darat, laut, udara) dan infrastruktur yang siap menghadapi bencana, serta mengembangkan pariwisata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.*