ZONAKATA.COM – MAKASSAR Polisi membeberkan kronologis tewasnya Aldama Putra Pongkala (19 thn) akibat dianiaya seniornya bernama .M Rusdi (21 thn).
Kapolrestabes Makassar Kombes Dwi Ariwibowo, mengatakan penganiayaan terjadi di kamar M. Rusdi. Selain dipukul beberapa kali di bagian dada, Aldama juga disuruh melakukan posisi tobat.
Saat masuk ke dalam kamar, Aldama diperintahkan untuk melakukan sikap tobat dan kemudian memerintahkan lagi Aldama untuk berdiri,” kata Kapolrestabes Makassar, Kombes Dwi Ariwibowo, dalam konferensi pers di kantornya, Makassar, Selasa (5/2).
“Rusdi memukul ke arah dada korban beberapa kali,” sambung Dwi.
Akibatnya, Aldama terjatuh. Beberapa siswa sempat berusaha menolong Aldama menggunakan nafas buatan dan membasuhkan minyak kayu putih ke tubuh korban.
Upaya tersebut tak membuahkan hasil. Nyawa taruna angkatan tahun pertama itu tak tertolong.
Rusdi sendiri sudah ditetapkan sebagai tersangka. Setelah polisi sudah memeriksa 22 saksi dalam kasus ini.
Dwi menyatakan pihaknya masih mendalami kemungkinan ada pelaku lain yang terlibat dalam penganiayaan ini.
Diketahui, penganiayaan terjadi pada Minggu (3/2) malam. Peristiwa bermula dari Rusdi yang mendapati Aldama mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm. Melihat hal itu, Rusdi meminta adik kelasnya itu datang ke kamarnya.
Akibat perbuatannya, Rusdi dijerat pasal 338 KUHP dan atau 351 ayat (3) KUHPidana dengan ancaman hukuman 5 tahun dan maksimal 15 tahun penjara.
Sementara itu, keluarga almarhum meminta polisi mengusut tuntas kasus penganiayaan terhadap Aldama Putra Pongkala.
Keluarga menduga, pelaku tidak sendiri melakukan penganiayaan terhadap Aldama Putra. Keluarga juga kecewa pihak kampus seolah menutup kasus itu dan membiarkan kekerasan terjadi di dalam wilayah kampus.
“Kami meminta agar polisi terus mengusut kasus ini, kami yakin pelaku tidak sendiri. Kami jelas kecewa dengna pihak kampus yang seolah menutup kasus ini,” kata ayah korban, Pelda Daniel Pongkala di rumah duka, Selasa (5/2/19).
Penganiayaan diketahui orang tua setelah melihat kondisi jenazah korban di rumah sakit. Terdapat luka lebam di kepala, lengan, dada dan perut.
“Saya lihat langsung kondisi jasad anak saya itu. Makanya saya tidak percaya kalau anak saya jatuh dari WC karena luka lebamnya banyak sekali. Saya lalu melapor ke polisi dan akhirnya anak saya diautopsi, barulah terungkap,” lanjutnya
Aldama Putra masuk menjadi taruna ATKP Makassar pada Juli 2018 dengan jurusan Lalulintas Udara (LLU).
“Tidak ada firasat sama sekali. Terakhir, saya sendiri yang mengantar dia ke ATKP. Dia sempat hormat dan memeluk saya sebelum berpisah,” kenangnya.
Diketahui ayahnya bernama Daniel Pongkala, berasal dari Madandan, Tana Toraja. Sedangkan ibunya, Maryatim, orang Jawa tapi menetap di Makassar.
Daniel Pongkala merupakan anggota TNI Angkatan Udara berpangkat Pembantu Lentnan Dua (Pelda), yang saat ini bertugas di Bagian Senkom, Lanud Hasanuddin Makassar. (**)