fbpx

Analisis Makro Ekonomi di Tengah Pandemi Pada Daerah Wilayah Kerja KPPN Makale

Populer

spot_img

Oleh : Parika
(Kepala Seksi Verifikasi, Akuntansi dan Kepatuhan Internal KPPN Makale)

PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO

(Data Indikator Makro ekonomi tingkat Kabupaten saat ini hanya tersedia secara tahunan, sehingga analisis laporan ini menggunakan data terakhir tahun 2020)

Pertumbuhan Ekonomi
Sejak resmi diumumkan 2 Maret 2020 lalu, Covid-19 telah membawa dampak bagi negeri kita, Indonesia. Dampak dengan magnitudo sangat besar yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Nyaris semua sendi-sendi sosial kemasyarakatan, termasuk ekonomi mengalami dampak negatif.

Sektor ekonomi mulai mengalami kontraksi pada triwulan 2 tahun 2020 sebesar minus 5,32 secara tahunan (yoy), menurun drastis jika dibandingkan dengan triwulan 1 yang masih tumbuh 2,97%.

Di Triwulan IV Tahun 2020 menunjukkan angka yang meningkat, walaupun masih kontraksi dikisaran minus 2,19 %.

Kondisi yang wajar mengingat digulirkannya kebijakan PSBB yang bertujuan untuk mengurangi penyebaran Covid-19. (Data BPS Nasional (yoy))

Grafik Perkembangan pertumbuhan ekonomi (yoy) wilayah KPPN Makale
Analisis Makro Ekonomi di Tengah Pandemi Pada Daerah Wilayah Kerja KPPN Makale
Sumber Data : BPS diolah

Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi daerah di wilayah kerja KPPN Makale menunjukkan tren yang sama dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan Sulawesi selatan, rata-rata menurun setiap tahunnya dari tahun 2007 s.d 2020, dan menurun drastis di tahun 2020/kontraksi dampak dari pandemi COVID-19 (tampak dalam grafik di atas).

Walaupun demikian, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara lebih tinggi dari capaian nasional dan provinsi Sulawesi selatan, bahkan di tahun 2020 Kabupaten Toraja Utara sendiri yang dapat tumbuh positif dengan pertumbuhan 0.17 (yoy).

Nominal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2020 Kabupaten Tana Toraja sebesar Rp. 4.545,29 miliar berkontribusi 1,38 persen sedangkan Kabupaten Toraja Utara sebesar Rp. 5.148,5 miliar berkontribusi lebih tinggi dibandingkan kabupaten Tana Toraja yakni 1,57 persen terhadap PDRB Sulawesi Selatan yang mencapai Rp 328.192,82 miliar.

Struktur perekonomian di daerah wilayah kerja KPPN Makale tampak sama. Dari sisi Produksi 3 sektor usaha tertinggi yaitu sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan kemudian sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dan dilanjutkan pada sektor Konstruksi.

Namun Pada kabupaten Tana Toraja, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan menjadi kontributor terbesar terhadap perekonomiannya, sedangkan di kabupaten Toraja Utara kontributor terbesar berasal dari sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.

Kemudian dari sisi permintaan, perekonomian daerah pada 2 Kabupaten wilayah kerja KPPN Makale ditopang oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Kemudian kontribusi PMTB yang didalamnya mencakup belanja investasi pemerintah rata-rata sebesar 35,19 persen dan Kontribusi belanja pemerintah rata-rata sebesar 14,89 persen.

Tingkat Kemiskinan dan Ketimpangan

Grafik Perkembangan tingkat kemiskinan wilayah KPPN Makale
Analisis Makro Ekonomi di Tengah Pandemi Pada Daerah Wilayah Kerja KPPN Makale
Sumber Data : BPS diolah

Data Tahun 2020 Tingkat kemiskinan di daerah lingkup KPPN Makale lebih tinggi dibandingkan rata-rata Provinsi Sulawesi Selatan.

Kabupaten Toraja Utara dan Tana Toraja menempati urutan ke 18 dan 19 dari 24 Kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Walaupun demikian jumlah penduduk miskin menunjukkan angka menurun setiap tahunnya.

Dari grafik terlihat tren penurunan yang tidak begitu begitu signifikan di tahun 2020 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kondisi tersebut sangat wajar karena adanya wabah covid-19 yang terjadi di tahun 2020 yang dapat ditopang oleh program PEN.

Dari sisi pemerataan pendapatan, Ratio gini daerah wilayah kerja KPPN Makale lebih rendah dibandingkan provinsi Sulawesi selatan, pada Kab Toraja Utara tahun 2020 masih sama dengan periode tahun 2019 sebesar 0,384 sedangkan pada Kab. Tana Toraja tahun 2020 sebesar 0,348 turun tipis dibanding tahun 2019 sebesar 0,362.

Kondisi Ketenagakerjaan

Grafik Perkembangan TPT Wilayah KPPN Makale
Analisis Makro Ekonomi di Tengah Pandemi Pada Daerah Wilayah Kerja KPPN Makale
Sumber Data : BPS diolah

Tahun 2020 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Selatan yang tercatat 6,31 persen atau 269.817 orang.

Tingkat Pengangguran Terbuka Kab Tana Toraja tercatat 2,60 persen atau 3.251 orang sedangkan Kab Toraja Utara lebih tinggi yakni 3,17 pesen atau 3.357 orang.

sama-sama mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya pada tahun 2019, namun tidak signifikan.

Hal ini disebabkan oleh kondisi pandemi, disebagian sektor usaha melakukan pengurangan tenaga kerja.

Indeks Pembangunan Manusia

Grafik Perkembangan IPM daerah wilayah KPPN Makale
Analisis Makro Ekonomi di Tengah Pandemi Pada Daerah Wilayah Kerja KPPN Makale
Sumber Data : BPS diolah

Indeks pembangunan manusia dan seluruh komponennya, di daerah lingkup kerja KPPN Makale pada semua daerah mengalami perbaikan atau meningkat dari tahun ke tahun.

Tingkat IPM Pada Kab.Toraja Utara tahun 2020 sebesar 69.33 lebih tinggi dibandingkan dengan Kab Tana Toraja sebesar 68.75 namun jika dilihat dari rata-rata pertumbuhan IPM dari tahun 2017 s.d tahun 2020 menunjukkan sebaliknya, Kab. Tana Toraja dengan rata-rata pertumbuhan 0.64 sedangkan Kab. Toraja Utara rata-rata pertumbuhan 0.48. Namun Kedua daerah tersebut masih dibawah rata-rata IPM Sulawesi Selatan.

Dilihat dari komponen IPM, Angka Harapan Hidup (AHH) pada 2 Kabupaten tersebut menjadi daerah dengan AHH tertinggi di Sulawesi Selatan, didominasi oleh Toraja Utara 73.99 dan Tana Toraja 73.30

Harapan Lama Sekolah (HLS) juga menunjukkan angka yang baik, Kabupaten Tator merupakan daerah ke-4 tertinggi di Sulawesi Selatan dengan angka 13.80 dan Toraja Utara urutan ke-8 dengan angka 13.38 sedangkan rata-rata Sulawesi Selatan adalah 13.45.

Rata-Rata lama sekolah keduanya masih dibawah angka rata-rata Sulawesi Selatan namun tidak begitu signifikan.

Untuk lebih meningkatkan komponen tersebut pemerintah daerah/kabupaten perlu concern dibidang pendidikan dan kesehatan, baik dari sisi program/kegiatan yang menunjang maupun alokasi anggaran.

Pengeluaran perkapita sangat jauh tertinggal berada pada urutan pertama dan kedua paling rendah angka pengeluaran perkapita di Sulawesi Selatan.

Analisis Efektivitas Capaian Indikator Makroekonomi Daerah

Analisis Makro Ekonomi di Tengah Pandemi Pada Daerah Wilayah Kerja KPPN Makale

Berdasarkan tabel diatas perkembangan capaian indikator makro secara umum menunjukkan angka yang sama dengan Target RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018-2023.

Jika dibandingkan dengan capaian Sulawesi Selatan pertumbuhan ekonomi Kab Toraja utara tahun 2020 menunjukkan kondisi yang lebih baik, dapat tumbuh positif di angka 0.17% disaat sebagaian besar daerah lain mengalami kontraksi.

Sedangkan pada Kabupaten Tana Toraja mengalami kontraksi yang masih lebih baik daripada capaian Sulawesi Selatan. Dari data BPS Sulsel Pertumbuhan ekonomi Triwulan II 2021 dengan pertumbuhan 7.66 persen (yoy) diperkirakan tidak jauh berbeda dengan capaian tingkat sulsel yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi.

Tingkat kemiskinan Daerah wilayah KPPN Makale sangat tinggi, jauh tertinggal dengan kota Makassar dengan gini ratio masih dibawah capaian Sulawesi selatan.

Tingkat Pengangguran terbuka wilayah KPPN Makale menunjukkan kondisi yang jauh lebih baik, termasuk ke dalam kelompok 7 daerah dengan tingkat persentase terendah di wilayah Sulawewsi Selatan.

Capaian IPM wilayah KPPN Makale dibawah angka capaian Sulawesi Selatan, komponen AHH dan HLS menunjukkan kondisi yang sangat baik sedangkan RLS dan pengeluaran per kapita dibawah capaian rata-rata Sulawesi Selatan.

Namun dapat disimpulkan hadirnya pandemi Covid-19 di Tahun 2020 melemahkan ekonomi, capaian pertumbuhan ekonomi jauh dibawah target berkisar diangka minus 10.87 persen hingga 2.19 di Sulawesi Selatan (yoy).

Namun pada Kab Tana Toraja dan Toraja Utara tidak berdampak pada Tingkat Kemiskinan dan IPM yang dari tahun 2017 s.d 2020 menunjukkan angka yang baik, di Tingkat Pengangguran Terbuka pun meningkat tidak signifikan masih dan masih termasuk terendah di Sulawesi Selatan.

ISU FISKAL DAERAH

Analisis Makro Ekonomi di Tengah Pandemi Pada Daerah Wilayah Kerja KPPN Makale

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa kontibusi tertinggi, didominasi oleh sektor Pertanian dan kehutanan dan perikanan kemudian dilanjutkan oleh sektor perdagangan besar dan eceran,dan reparasi mobil dan sepeda motor.

Di daerah wilayah KPPN Makale dua sektor tersebut termasuk kedalam sektor penyaluran terbesar pada pembiayaan KUR dan UMI.

Dari Data SIKP Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Selatan hingga 30 September 2021, komposisi penyaluran KUR dan UMi pada sektor Perikanan, Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan dan Perdagangan Besar Dan Eceran dengan porsi penyaluran masing 56,57% dan 29,89% dengan nilai total keseluruhan penyaluran di wilayah daerah KPPN Makale sebesar 379,1 M.

Sektor Usaha UMKM merupakan penopang dalam upaya peningkatan aktifitas ekonomi.

Sehingga termasuk kedalam salah satu program Pemulihan Ekonomi Pemerintah.

Dibutuhkan dukungan penuh dan pengawalan dari pemerintah mauppun pemerintah daerah dalam mengakselerasi pembiayaan UMKM.

Kementerian/Lembaga maupun Pemda juga dapat membuat program semisal dalam rangka dukungan UMKM.

Kopi toraja merupakan potensi ekonomi khas yang dimiliki oleh wilayah Toraja.

Kopi Toraja memiliki aroma dan cita rasa yang khas dan unik sehingga tidak salah jika dijuluki “The Queen of Coffee”.

Kopi toraja pun sudah sangat akrab dibeberapa negara yang gemar dengan kopi, khusunya jepang, bahkan kopi toraja sudah dipatenkan oleh Negara jepang dengan perusahaan bernama “Key Coffe“.

Hal ini tentunya merupakan potensi penggerak ekonomi di wilayah toraja.

Hanya saja yang perlu menjadi perhatian Pemerintah Daerah khususnya pada Dinas Pertanian yakni pada kalangan kelompok tani, produk kopi yang dihasilkan oleh para petani belum bisa bersaing dengan kopi toraja komersial (harga kopi di pasar relatif murah dibandingkan dengan kopi komersial) sehingga dibutuhkan kegiatan ekonomi yang dapat menggerakkan ekonomi dan meningkatkankan penghasilan masyarakat.

Untuk dapat meningkatkan kegiatan ekonomi hingga nyasar sampai ke pelosok desa perlu adanya pemberdayaan kepada kelompok tani dalam memproduksi kopi toraja, baik melalui pendampingan, pelatihan tentang produksi bubuk kopi yang berkualitas, pembuatan kemasan produk dan yang paling penting adalah pemasaran serta peran pemerintah daerah dalam menyebarluaskan informasi KUR/UMi kepada kelompok tani yang memerlukan modal dalam pengembangan usahanya.

Selain itu sektor pariwisata (wisata alam, sejarah dan budaya) yang telah dikenal oleh dunia internasional merupakan sektor yang cukup besar berpengaruh terhadap penerimaan daerah/PAD.

Hal ini merupakan peluang dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan pemerintah daerah.

Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian khusus dari Dinas Pariwisata dalam melakukan pengembangan objek wisata yang dimiliki.

Meskipun di awal pandemi sejak maret tahun 2020, adanya pembatasan kegiatan, upacara adat ditiadakan serta tempat wisata tutup sehingga membuat sektor wisata lesu di saat pandemi.

Namun November 2020 hingga juni 2021, objek wisata dibuka kembali sehingga ada tren kenaikan pendapatan masyarakat karena warga sudah mulai berdatangan ke tempat wisata.

Meski sempat ditutup kembali di akhir juni 2021 karena melonjaknya kasus covid-19 dan kemudian dibuka kembali pada Bulan September 2021.

Diterbitkan di Zonakata.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Langgar Aturan Selaku Petahana, Bupati Ombas Batalkan Pelantikan 147 Pejabat

ZONAKATA.COM - TORAJA UTARA  Buntut keputusan Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang setelah melantik 147 pejabat eselon III dan IV...

Berita Lain