ZONAKATA.COM – TANA TORAJA Pasca upaya kudeta di tubuh Partai Demokrat membuat tujuh kadernya di pecat. Pemecatan yang dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) setelah mereka dianggap membelot.
Keputusan itu dilakukan setelah Dewan Pertimbangan Partai Demokrat memberikan rekomendasi kepada Ketua Umum untuk mengambil tindakan pemberhentian dengan tidak hormat bagi ketujuh kader itu.
Langkah yang dilakukan AHY ini mendapat dukungan dari kader-kader partai Demokrat di tingkat daerah. Salah satunya dari Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Tana Toraja, Satria Ganda Mangiri.
Ganda Mangiri mengatakan Partai Demokrat punya mekanisme internal, hal itu sudah dijalankan melalui pertimbangan dan bukti-bukti pelanggaran yang kuat, keputusan pemecatan sudah tepat.
“Saya sangat mendukung langkah AHY yang memecat kader yang membelot itu. Karena penegakan konstitusi partai merupakan tindakan yang sah dan konstitusional,” jelas Ganda Mangiri, Senin (1/3).
Lebih jauh dikatakan jika keputusan AHY merupakan langkah yang tepat dalam menyelamatkan partai dari kepentingan orang luar untuk menggoyang kepemimpinan partai yang sah melalui Kongres Luar Biasa (KLB).
“Dan saya sebagai Ketua DPC Demokrat Tana Toraja menolak dengan keras rencana KLB itu,” tegasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya ada gerakan pengambilalihan kepemimpinan atau kudeta di Partai Demokrat berujung pada pemberhentian dengan tidak hormat atau pemecatan terhadap tujuh orang kader Partai Demokrat.
Enam di antaranya yakni Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, dan Ahmad Yahya, dipecat karena dinggap terlibat dan mendukung gerakan kudeta.
Selain 6 nama tersebut, PD juga memecat mantan Sekretaris Jenderal Marzuki Alie yang dinilai terbukti melanggar etika. Pemecatan dilakukan setelah Dewan Kehormatan Partai Demokrat melakukan rapat dan sidang selama beberapa kali dalam sebulan terakhir ini.
Enam kader itu dinilai terbukti melakukan tingkah laku buruk yang merugikan partai. Dewan Kehormatan juga menyatakan, jika mereka terbukti mendiskreditkan, mengancam, menghasut, mengadu domba, melakukan bujuk rayu dengan imbalan uang dan jabatan kepada kader dan pengurus partai.
Mereka kemudian menyebarluaskan kabar bohong dan fitnah dengan menyampaikan kepada kader dan pengurus Partai Demokrat di tingkat pusat dan daerah bahwa Partai Demokrat dinilai gagal.
“Apa yang mereka lakukan itu adalah tindakan pengkhianatan terhadap partai. Dan itu merongrong kedaulatan, kehormatan, integritas, dan eksistensi Partai Demokrat,” ungkap Ganda.
Satria Ganda Mangiri menyebutkan jika gerakan itu juga sangat melukai perasaan para pimpinan, pengurus, dan kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia.
(Gib/ZK)