ZONAKATA.COM – TORAJA Sejumlah karya nyata telah diwujudkan oleh Andi Sudirman Sulaiman selama menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan periode 2021-2023. Pembangunan yang bertahap dan berkeadilan menjadi prioritas utamanya, termasuk di wilayah Toraja.
Wakil Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong, mengakui kontribusi Andi Sudirman tersebut. Menurutnya, Andi Sudirman layak disebut sebagai salah satu ‘Bapak Pembangunan’ di Sulsel.
“Selama menjabat sebagai Gubernur Sulsel, baik sebagai Plt maupun setelah definitif, Pak Sudirman telah memberi perhatian penuh terhadap pembangunan di Toraja Utara,” ujarnya.
Dukungan terhadap pembangunan tidak hanya melalui APBD Provinsi secara langsung, tetapi juga melalui pemberian bantuan keuangan Provinsi ke Kabupaten/Kota.
“Setiap tahun minimal Rp 20 Miliar bantuan keuangan diberikan untuk pembangunan jalan dan jembatan,” ungkapnya.
Salah satu bukti nyata adalah pembangunan Jembatan Malango yang diresmikan oleh Pj Gubernur Sulsel, Prof. Zudan Arif Fakrulloh. Menurut Frederik, jembatan ini menjadi bukti nyata kepedulian Andi Sudirman terhadap pembangunan di Toraja, terutama mengingat jembatan tersebut adalah keluhan utama masyarakat.
“Bantuan pengembangan pariwisata, komoditas unggulan, dan pemberdayaan UMKM selalu menjadi perhatian beliau. Di Toraja Utara, organisasi sosial dan keagamaan juga tidak luput dari perhatian beliau,” tambahnya.
Ketua DPRD Tana Toraja, Welem Sambolangi, menambahkan bahwa Andi Sudirman adalah salah satu putra terbaik Sulsel.
“Beliau masih muda dan penuh energi, telah berkarya di Sulawesi Selatan dan berbuat banyak untuk Tana Toraja. Kami berharap beliau terus melanjutkan pembangunan di segala sektor,” ungkap Welem yang juga tokoh masyarakat di Toraja.
Tercatat, sepanjang tahun 2019 hingga 2023, sekitar Rp 1,1 Triliun alokasi APBD Provinsi Sulsel telah dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.
Alokasi APBD tersebut mencakup pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, pengembangan wisata, hibah rumah ibadah, bantuan sosial kemanusiaan, bantuan untuk petani, dan sejumlah program lainnya.
Sejumlah infrastruktur jalan dan jembatan dibangun secara bertahap. Di Toraja Utara, beberapa proyek penting termasuk Jembatan Malango, ruas jalan Rantepao – Pangalla, Bua – Rantepao, Rantepao – Sa’dan – Batusitanduk, dan Rantepao – Alang Alang – Madandan – Batas Tana Toraja. Sementara itu, di Tana Toraja, proyek utama termasuk ruas Passobbo – Matangli – Massupu – Batas Pinrang.
Bantuan keuangan dari Pemprov Sulsel selama era kepemimpinan Andi Sudirman juga terus mengalir. Misalnya, di Toraja Utara, bantuan keuangan tahun anggaran 2023 senilai Rp 8 Miliar diberikan untuk pembangunan jalan prioritas dan desa wisata, pengembangan produk kopi, dan lain-lain; sementara bantuan keuangan tahun anggaran 2022 sebesar Rp 20 Miliar difokuskan untuk pembangunan jalan prioritas kabupaten.
Di Kabupaten Tana Toraja, bantuan keuangan tahun anggaran 2023 senilai Rp 31,2 Miliar digunakan untuk pembangunan jalan Buakaya Ollon, subsidi pesawat, dan lainnya; sementara bantuan tahun anggaran 2022 sebesar Rp 22,5 Miliar digunakan untuk pembangunan jalan wisata Ollon dan jalan prioritas kabupaten. Bantuan keuangan Provinsi Sulsel juga mencakup pembangunan jalan akses ke Bandara Buntu Kunik.
Proyek pembangunan di daerah sekitar Toraja juga mendapat perhatian, termasuk pembangunan akses daerah terisolir di Bastem atau ruas Bua – Rantepao dan Ruas Bonglo – Pantilang, serta ruas Batusitanduk di Luwu dan Jembatan Ilan Batu. Pembangunan ini dimaksudkan untuk memperlancar akses dari Luwu Raya ke Toraja. Bantuan keuangan Pemprov Sulsel tahun anggaran 2022 dan 2023 dengan total Rp 39 Miliar dialokasikan untuk pengaspalan sepanjang 10,6 km di ruas Palopo – Latuppa – Bonglo – Pantilang – Rantepao.
Pembangunan juga dilaksanakan di kabupaten Pinrang dan Enrekang, misalnya pada ruas Paleteang – Malimpung – Malaga – Kabere, yang menghubungkan tiga kabupaten: Pinrang, Enrekang, dan Tana Toraja. Pada ruas tersebut, dua jembatan dibangun, dan rekonstruksi jalan secara bertahap juga dilakukan pada ruas Tuppu – Pao – Pammulungan yang menghubungkan Pinrang dan Tana Toraja.
Sebagai daerah yang terkenal dengan keindahan alamnya, Andi Sudirman juga mendorong pengembangan kawasan wisata Lembah Ollon di Lembang Bau, Desa Buakayu, Kecamatan Bonggakaradeng, Kabupaten Tana Toraja. Ia mengalokasikan bantuan keuangan untuk pengembangan kawasan tersebut, termasuk pembangunan akses jalan menuju objek wisata itu. Kini, kawasan wisata tersebut mulai menarik banyak pengunjung, terutama karena sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Ribuan pelajar juga pernah berkemah di Ollon.
Dalam memperlancar akses mobilitas via darat maupun udara, Andi Sudirman memperkuat Toraja sebagai daerah wisata dengan budaya yang khas di Sulsel melalui subsidi penerbangan, termasuk rute Makassar – Toraja (PP) dan rute Balikpapan – Toraja (PP).
Sektor pertanian juga menjadi prioritas Andi Sudirman, yang akrab disapa “Andalan”. Bantuan sarana dan prasarana untuk petani seperti alsintan, jalan tani, pupuk cair, bibit kopi, embung, sumur bor, irigasi tersier, dan lain-lain menjadi bagian dari komitmennya. Toraja juga menjadi sasaran program Mandiri Benih, di mana benih padi unggul dibagikan secara gratis kepada petani. Di Toraja Utara, sebanyak 43.425 kg benih padi untuk lahan seluas 1.737 hektar, dan di Tana Toraja sebanyak 25 ribu kg untuk lahan seluas seribu hektar.
Andi Sudirman juga dikenal sebagai pemimpin yang merangkul semua golongan, dengan kedekatannya pada tokoh agama, organisasi kemahasiswaan, dan masyarakat Toraja. Toraja menjadi prioritas dalam alokasi hibah untuk rumah ibadah, dengan alokasi sekitar Rp 6 Miliar di dua daerah tersebut, sebagian besar untuk Gereja.
Selain itu, Andi Sudirman dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia selalu berada di garis depan ketika bencana terjadi. Sejumlah bantuan dari Pemprov Sulsel di era kepemimpinannya diberikan kepada korban bencana dan santunan kepada ahli waris korban. Melalui organisasi Andalan Sulsel Peduli yang dipimpinnya, ia juga senantiasa membantu korban yang mengalami musibah, seperti saat terjadi bencana tanah longsor yang menelan korban jiwa di Makale, Tana Toraja, pada bulan April 2024 lalu.(*)