ZONAKATA.COM – MAKASSAR Lembaga Survei PT Indeks Politica Indonesia (IPI) mengadakan dialog politik yang membahas hasil survei terbaru untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel) 2024 di Cafe Baji, Jalan Antang Raya, Senin (12/8/2024).
Acara ini menghadirkan Direktur IPI Suwadi Idris, Pengamat Psikologi Politik Universitas Negeri Makassar (UNM) Muhammad Rhesa, dan Pengamat Politik Universitas Bosowa (Unibos) Dr. Arief Wicaksono sebagai narasumber.
Suwadi Idris memaparkan bahwa survei dilakukan pada periode 4-10 Agustus 2024, dengan tujuan untuk memetakan popularitas, akseptabilitas, serta elektabilitas calon-calon potensial dalam kontestasi Pilgub Sulsel.
Selain itu, survei ini juga mengamati kecenderungan perilaku pemilih berdasarkan berbagai aspek, seperti gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, agama, afiliasi ormas, dan suku.
Hasil survei menunjukkan bahwa Andi Sudirman Sulaiman memimpin jauh dengan elektabilitas sebesar 46%. Di posisi kedua terdapat Ilham Arief Sirajuddin dengan angka 19%, diikuti oleh Mohammad Ramdhan Pomanto yang meraih 11,6%, dan Taufan Pawe dengan 3,3%.
Sementara itu, Komjen H. Syarifuddin Kambo hanya mendapatkan 0,2%, dan 19,8% responden belum menentukan pilihan mereka.
Dalam hal popularitas, Andi Sudirman Sulaiman juga unggul dengan persentase mencapai 81%. Di bawahnya, Mohammad Ramdhan Pomanto berada di angka 56,5%, Fatmawati Rusdi 63%, dan Ilham Arief Sirajuddin 61%.
Angka-angka ini menunjukkan dominasi Andi Sudirman dalam hal pengenalan di masyarakat dibandingkan kandidat lainnya.
Pada tingkat akseptabilitas, Andi Sudirman kembali menunjukkan keunggulan dengan 78,9%, disusul Fatmawati Rusdi di angka 60,8%, Ilham Arief Sirajuddin 56,5%, dan Mohammad Ramdhan Pomanto dengan 49,9%.
Keunggulan Andi Sudirman dalam berbagai aspek ini menunjukkan tingkat dukungan yang sangat tinggi dari masyarakat.
Suwadi Idris menilai bahwa pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) menunjukkan kinerja yang memadai dan mendapatkan sambutan positif dari masyarakat.
“Pasangan ini tampaknya layak untuk posisi gubernur dan wakil gubernur, seperti yang terlihat dari tingkat kesukaan yang tinggi,” jelas Suwadi.
Namun, Suwadi juga mencatat bahwa Danny Pomanto mengalami peningkatan dalam elektabilitasnya, tetapi ia perlu fokus pada upaya untuk meningkatkan popularitas.
“Peluang Danny Pomanto untuk meningkatkan elektabilitasnya sangat mungkin, tetapi selama ini fokusnya lebih pada partai politik daripada pada pengembangan popularitas pribadi,” tambah Suwadi.
Dalam simulasi tiga nama, Andi Sudirman Sulaiman tetap tak tertandingi dengan 54,6%, sedangkan Ramdhan Pomanto mendapatkan 17,5% dan Komjen Syarifuddin Kambo hanya memperoleh 1%. Dalam simulasi dua nama, Andi Sudirman Sulaiman unggul dengan angka 57%, meninggalkan Mohammad Ramdhan Pomanto di posisi 19,2%.
Simulasi tiga pasangan calon menunjukkan bahwa Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi memimpin dengan 51,8%, diikuti oleh Ilham Arief Sirajuddin-Tamsil Linrung di angka 16%, dan Mohammad Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad 14,6%.
Pada simulasi dua pasangan calon, Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi memperoleh 59,4%, sedangkan Ramdhan Pomonto-Azhar Arsyad meraih 20,1%.
Muhammad Rhesa, Pengamat Psikologi Politik dari UNM, menilai hasil survei IPI sangat realistis dan sesuai dengan kondisi saat ini. Rhesa mencatat bahwa adanya opsi Kotak Kosong dalam survei menunjukkan angka 11%, menyoroti potensi ketidakpastian di kalangan pemilih.
Dr. Arief Wicaksono dari Unibos mengkritik keberadaan Kotak Kosong dan menegaskan pentingnya pertarungan gagasan dalam politik.
“Sulsel harus menunjukkan potensi politik yang lebih signifikan, dan politik haruslah tentang gagasan, bukan hanya angka-angka statistik,” ujarnya.
Arief menambahkan bahwa angka-angka dalam survei harus dilihat sebagai potret situasi yang ada dan bukan sebagai alasan untuk merasa jumawa atau berkecil hati.
“Ini adalah gambaran dari dinamika yang terjadi di lapangan. Semua kandidat, termasuk Andi Sudirman dan Danny Pomanto, harus tetap berusaha untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Sulsel,” tutupnya.