ZONAKATA.COM – BONE Sejumlah persoalan mengemuka saat Andi Amar Ma’ruf Sulaiman menggelar diskusi dengan ratusan pemuda-pemudi Bone di Teras Cafe Bone, Minggu (7/1/2024).
Diskusi dengan tema “Saatnya Kita Didengar” mengangkat sejumlah persoalan seperti regulasi tentang pengembangan UMKM, petani milenial, pengusaha muda, kesehatan dan infrastruktur di pelosok Bone serta isu kesetaraan gender.
Salah satu praktisi wirausaha, Zulfa Madinatul mengaku generasi muda Bone butuh wadah untuk saling berbagi gagasan dan bertukar pikiran. Dengan hadirnya program ‘Didengar’ yang digagas Andi Amar seakan menjawab kebutuhan itu.
“Saya sangat senang dengan adanya kegiatan ‘Didengar’, karena ini merupakan wadah bagi pemuda untuk saling menguji gagasan dan kapasitas berfikir, semoga kegiatan ini terus berkelanjutan,” harap Zulfa.
Senada diungkapkan Sekretaris HMI Cabang Bone, Aly Arsandi bahwa terobosan yang dilakukan oleh Andi Amar selaku Caleg Partai Gerindra dari Dapil 2 Sulsel yang turun menyerap aspirasi khususnya dari kalangan muda melalui diskusi patut diapresiasi.
“Sebagai aktivitis kami butuh bukti nyata, karena banyak caleg-caleg lain menjanjikan ini itu tapi baru kali ini saya berdiskusi dengan pemuda yang berani maju dan tidak menjanjikan apa-apa selain hasil kinerja,” kata Arsandi.
Sedangkan Ketua Umum BPC HIPMI Bone, Andi Sinrang yang juga selaku panelis dalam diskusi itu mengatakan hanya anak muda yang bisa mengerti anak muda. Makanya melalui diskusi ini ia berharap ada gagasan dan ide yang muncul.
“Hanya anak muda yang bisa mengerti anak muda, maka dari itu saya harap banyak gagasan dan ide baru muncul dari hasil diskusi malam ini,” ucapnya.
Sementara itu, Andi Amar mengungkapkan bahwa program ‘Didengar’ ini merupakan wadah yang dibuat khusus untuk turun langsung menyerap isu yang ada ditengah masyarakat, kemudian didiskusikan solusinya.
“Bukan sebagai caleg tapi sebagai pemerhati yang ‘concern’ dengan keberlanjutan taraf hidup masyarakat Sulsel. Kami ingin mendengar keluh kesah dan masukan masyarakat. Semoga kegiatan ini ‘sustainable’ agar masyarakat di akar rumput dapat terpenuhi aspirasinya,” bebernya.
Diskusi ‘Saatnya Kita Didengar’ ini dihadiri lebih dari 500 pemuda di Kabupaten Bone yang terdiri dari berbagai kalangan masyarakat seperti pekerja, media, aktivis, mahasiswa dan warga lokal.
foto by Ainun