ZONAKATA.COM – TANA TORAJA Produksi listrik Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Malea Energy di Tana Toraja, Sulawesi Selatan menurun drastis imbas musim kemarau.
Saat ini PLTA Malea hanya bisa memproduksi 30 mega watt (mw) setiap harinya.
“Benar, produksi listrik kami sangat turun selama musim kemarau ini,” kata Direktur PT Malea Energy, Victor Datuan Batara, Senin (23/10/2023).
Menurutnya, kondisi tersebut masuk dalam kondisi kritis, dengan produksi 30 Mw setiap harinya.
Padahal sebelumnya, PLTA Malea bisa memproduksi 70 hingga 80 Mw listrik setiap harinya.
“Pokoknya selama musim kemarau ini menurun drastis, bahkan sudah masuk kondisi kritis. Debit air yang menurun kan, kita cuma bisa memproduksi listrik 30 Mw, padahal pada waktu normal kita bisa produksi 70 hingga 80 Mw setiap harinya,” ungkapnya.
Dia mengutarakan, listrik yang dihasilkan PLTA Malea setiap harinya langsung dibeli oleh PLN dengan harga Rp 1.398,53 per kilowatt hour (kWh).
Tenaga listrik tersebut disuplai setiap harinya sehingga PLTA Malea bisa menyumbang 30 hingga 35 persen konsumsi listrik di Sulsel.
“Listrik yang kami hasilkan langsung dibeli oleh PLN, jadi sekitar 30 sampai 35 persen listrik di Sulsel itu dari Malea. Nah karena kondisinya turun begini, kami hanya bisa setor 30 mega ke PLN, makanya itu sering mati lampu kan. PLTA Bakaru dan PLTA lainnya juga begitu,” ucapnya.
“Semoga saja bulan November mendatang musim hujan agar produksi listrik kami dapat kembali normal,” tandasnya.
(Ari/Tom)