ZONAKATA.COM GMP atau Good Manufacturing Practices memiliki peran penting dalam sebuah industri pangan. Ruang lingkup GMP itu sendiri cukup luas dan hal ini penting untuk dipahami oleh perusahaan.
Menerapkan GMP dapat membantu mengurangi kerugian dan pemborosan, menghindari penarikan kembali, penyitaan, denda, dan hukuman pidana. Mari kenali apa sebenarnya GMP itu dan seperti apa ruang lingkup penerapannya.
Apa itu GMP ?
GMP (Good Manufacturing Practices) merupakan suatu pedoman bagi industri pangan, bagaimana cara berproduksi pangan yang baik. GMP merupakan prasyarat utama sebelum suatu industri pangan dapat memperoleh sertifikat sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
GMP memeriksa dan mencakup setiap aspek dari proses produksi untuk menjaga dari risiko yang dapat menimbulkan bencana bagi produk, seperti kontaminasi, pemalsuan, dan kesalahan pelabelan.
Ruang Lingkup GMP ?
Ruang lingkup penerapan GMP meliputi lokasi dan lingkungan produksi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi, suplai air atau sarana penyediaan air, fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi, kesehatan dan higiene karyawan, pemeliharaan dan program higiene sanitasi karyawan, penyimpanan, pengendalian proses, pelabelan pangan, pengawasan oleh penanggung jawab, penarikan produk, pencatatan dan dokumentasi serta pelatihan karyawan.
Prinsip GMP
Terdapat 10 Prinsip dari penerapan GMP (Good Manufacturing Practice) yaitu:
-Buat Prosedur Operasi Standar (SOP)
-Menerapkan / Menerapkan SOP dan instruksi kerja
-Mendokumentasikan prosedur dan proses
-Memvalidasi keefektifan SOP
-Merancang dan menggunakan sistem kerja
-Memelihara sistem, fasilitas, dan peralatan
-Kembangkan kompetensi kerja para pekerja
-Mencegah kontaminasi melalui kebersihan
-Memprioritaskan kualitas dan mengintegrasikannya ke dalam alur kerja
-Melakukan audit GMP secara teratur
Mengetahui good manufacturing process atau GMP sangat penting jika Anda adalah seorang pemilik bisnis manufaktur supaya memastikan produk yang Anda jual sudah sesuai standar dan regulasi yang berlaku di Indonesia.
Walaupun terkesan rumit, mengikuti standar ini akan membantu bisnis dalam menunjang keberlanjutan operasional dan meminimalisir risiko kesalahan yang akan berakibat pada konsumen Anda.
Penulis : Astiana Akbar (Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Gizi Universitas Hasanuddin)