ZONAKATA.COM – TORAJA UTARA Sebanyak 40 Desa Wisata dari Provinsi Sulawesi Selatan masuk dalam daftar 500 besar Desa Wisata yang akan mengikuti penilaian pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2023.
ADWI 2023 diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia melalui program kerja Menparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno.
Dari 40 Desa Wisata di Sulsel masuk 500 besar, lima diantaranya berada di Kabupaten Toraja Utara.
Kelima Desa Wisata tersebut terdiri dari Desa Wisata Lolai, Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’, Desa Wisata Nanggala, Desa Wisata Landorundun dan Desa Wisata Sangbua.
Selasa (21/3/2023) pagi, Kemenparekraf RI kembali mengumumkan desa wisata yang masuk 300 besar dan ada empat desa wisata Toraja Utara yang lolos yaitu Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’, Desa Wisata Lolai, Desa Wisata Landorundun dan Desa Wisata Sangbua.
Ketua Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Cabang Toraja Utara, Damayanti Batti mengatakan awalnya pemerintah daerah mendaftarkan 8 desa wisata di Toraja Utara, kemudian 5 lolos 500 besar dan selanjutnya 4 lolos 300 besar.
“Jadi ada penjaringan, empat desa wisata sudah lolos 300 besar dan akan menuju 100 besar hingga disaring lagi ke 75 besar,” ucapnya.
Damayanti berharap dari keempat desa wisata yang masuk 300 besar ini dapat masuk di 75 besar nantinya.
Lanjutnya, pada penilaian atau syarat lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023, maka desa wisata harus memiliki homestay, toilet bersih, dilengkpai digital, kebersihan dan safety lingkungan, adanya ekonomi kreatif dan penilaian lainnya.
“Empat desa wisata yang lolos ini sudah memenuhi syarat, kedepan bagaimana kita bersama dan bergotong royong membenahi sehingga dapat lolos 75 besar dan melewati penjurian dari tim Kemenparekraf RI,” terang Damayanti yang juga istri Wabup Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong.
Ia berharap untuk mencapai keberhasilan dan empat desa wisata lolos pada tahap akhir agar kerjasama dan kolaborasi dari banyak pihak sangat dibutuhkan.
Baik itu dari pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata, masing-masing pengurus desa wisata, sejumlah organisasi bergerak pada bidang pariwisata, perusahaan BUMN dan swasta, media hingga masyarakat.
“Peran media penting sebagai penilaian terhadap juri dan presentase dari tim serta masyarakatnya sebagai gambaran desa wisata,” tutup Damayanti.
Ris/ZK