ZONAKATA.COM – TANA TORAJA Dalam rangkaian Festival Kopi Toraja 2024, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tana Toraja menggelar seminar bertajuk “Suksesi Regenerasi Petani Kopi Toraja” dihadiri berbagai kalangan, mulai dari dosen, mahasiswa Fakultas Pertanian, hingga koordinator penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dari tujuh kecamatan sentra kopi Arabika di Kabupaten Tana Toraja, Sabtu, (7/12/2024).
Seminar ini dimoderatori oleh Hariadi, S.P., M.Hum., yang membuka diskusi dengan semangat kebersamaan dalam membangun masa depan petani kopi Toraja.
Sebagai narasumber utama, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ir. Yusuf L. Limbongan, MP., menyampaikan materi berjudul “Regenerasi Petani Kopi Toraja Menjaga Warisan, Membangun Masa Depan”. Dalam paparannya, ia menyoroti pentingnya keterlibatan generasi muda dalam dunia perkebunan kopi.
“Usia rata-rata petani kopi Toraja saat ini berkisar antara 45 hingga 60 tahun. Hal ini menjadi tantangan besar bagi keberlanjutan produksi kopi specialty ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Promosi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Muh. Sofwan Adha, S.Kom., M.Eng., menyoroti peran digitalisasi dalam mempromosikan produk kopi Toraja ke pasar global. Ia memaparkan strategi pemasaran berbasis teknologi yang dapat mendukung penguatan ekonomi petani kopi lokal sekaligus meningkatkan daya saing produk di pasar dunia.
Fakultas Pertanian Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja juga mengambil peran penting dalam acara ini. Kaprodi Pengelolaan Perkebunan Kopi (PPK), Sion Oktafianus, S.P., M.Si., mengungkapkan bahwa hasil seminar ini akan dijadikan masukan dalam penyusunan visi, misi, dan program pembelajaran kampus.
“Kami berkomitmen mencetak wirausahawan kopi yang unggul, inovatif, berkarakter, serta berdaya saing global,” tegasnya.
Seminar ini juga menjadi ajang pertukaran ide dan pengalaman antara generasi muda dan petani senior. Para peserta sepakat bahwa regenerasi petani kopi tidak hanya tentang pewarisan keterampilan, tetapi juga mencakup pembekalan inovasi, pemahaman pasar, dan penguasaan teknologi digital. Hal ini dinilai penting untuk menjaga keberlanjutan produksi kopi Toraja yang sudah dikenal hingga pasar internasional.
Keberadaan kopi Toraja sebagai salah satu kopi Arabika specialty Indonesia terus diperkuat melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi. Dengan luas areal perkebunan rakyat mencapai 10.784 hektar, kopi Toraja kini menjadi salah satu komoditas unggulan yang berperan besar dalam perekonomian lokal. Harga kopi Arabika Toraja mencapai Rp120.000 per kilogram (green bean grade 1) dan Robusta Rp75.000 per kilogram, mencerminkan tingginya permintaan pasar.
Melalui Festival Kopi Toraja 2024 ini, diharapkan generasi muda terinspirasi untuk terjun ke dunia perkebunan kopi. Sebagai pelaku utama, petani muda tidak hanya berperan dalam menjaga warisan budaya tetapi juga mampu membawa inovasi untuk menghadapi tantangan era digital. Kolaborasi lintas sektor seperti yang ditunjukkan dalam seminar ini menjadi langkah awal yang menjanjikan untuk keberlanjutan kopi Toraja.
Dengan komitmen bersama dari pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat, regenerasi petani kopi Toraja diharapkan mampu menjaga warisan berharga ini sekaligus menciptakan peluang baru yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan global.