ZONAKATA.COM – TANA TORAJA Keputusan Menteri Agama (KMA) tentang Pembagian Alokasi Tambahan Kuota Haji untuk tiap provinsi telah ditandatangani. KMA ini sebagai tindak lanjut penambahan 10.000 kuota haji yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada Indonesia.
KMA tentang pembagian kuota tersebut telah ditandatangani Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, sejak April lalu.
Menurut Direktur Pengelolaan Dana Haji Maman Saepulloh yang dikutip dari situs resmi Kemenag bahwa pembagian kuota dilakukan secara proporsional pada masing-masing provinsi.
Dalam KMA tersebut dijelaskan, bahwa 10.000 kuota tambahan terbagi dalam 5.000 jemaah haji berdasarkan nomor urut porsi, serta jemaah haji lansia beserta pendamping sebanyak 5.000 jemaah
Sesuai KMA, batasan usia jemaah lansia, paling rendah berusia 75 tahun per tanggal 7 Juli 2019. Jemaah lansia dan pendamping, telah memiliki nomor porsi, dan terdaftar sebagai jemaah haji sebelum 1 Januari 2017.
Untuk diketahui, dari 10.000 kuota haji yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada Indonesia, Provinsi Sulawesi Selatan mendapat jatah 463 orang dimana kabupaten Tana Toraja tidak kebagian satu kuota pun.
Inilah yang membuat Bupati Tana Toraja, Nicodemus Biringkanae kecewa. Hal itu disampaikan saat melepas 34 Calon Jemaah Haji asal Tana Toraja 6 Juli 2019 lalu.
Menurut Nico, seperti yang dimuat salah satu media lokal, bhwa kalau sudah kuota tidak perlu lagi ada klasifikasi, seperti umur ataupun nomor porsi, karena apapun alasannya Tana Toraja harus dapat jatah.
Untuk itu, Bupati Tana Toraja akan segera menghadap ke provinsi menyampaikan protes itu sehingga tahun depan tidak ada lagi alasan Tana Toraja tidak dapat tambahan kuota Haji.
Protes Bupati Tana Toraja itu mendapat dukungan dari sejumlah pihak, yang ikut mengharapkan kuota haji untuk Tana Toraja dapat bertambah. Namun mereka mengharapkan agar kuota haji yang hanya 34 itu betul betul dipergunakan oleh orang Toraja itu sendiri.
“Ini kan ibadah, jadi jatah untuk Tana Toraja benar benar digunakan oleh orang Toraja itu sendiri. Kasian kan kalau jatah hanya sedikit tapi bukan orang Toraja yang gunakan,” ujar Andi.
Andi yang merupakan warga Makale ini mengharapkan penyelenggara haji benar benar mempriotaskan calon haji asal Tana Toraja terlebih dahulu. **