ZONAKATA.COM – TANA TORAJA Ratusan warga Lembang Buakayu, Kecamatan Bonggakaradeng, Tana Toraja, Kamis (9/5) mendatangi kantor Bupati Tana Toraja untuk menyampaikan aspirasinya.
Salah satu alasan warga turun melakukan unjuk rasa adalah terjadinya penyempitan Sungai Sa’dan akibat bantaran sungai dilokasi PT. Malea ditimbuni limbah bebatuan.
Sehingga saat hujan deras turun pada tanggal 28 April 2019 lalu, Buakayu merasakan dampak banjir dengan mengalami abrasi dan tanah longsor. Bahkan sawah dan ladang mereka sempat tergenang air akibat banjir.
Salah satu aspirasi yang mereka sampaikan yakni mendesak agar nama PT Malea segera berganti nama dengan alasan salah satu salah satu nama Tongkonan di Lembang Buakayu.
Selain itu nama Malea merupakan salah satu nama RT di Lembang Buakayu yakni RT Bena-Malea namun secara administrasi PT Malea Energy Hydropower berada diluar lokasi itu sehingga tidak mendapatkan kompensasi apa apa dari perusahaan itu.
Dalam orasinya ketua Koodinator Lapangan, Pendeta Nathan mengatakan akan menuntut ganti rugi sebesar 1 miliar setelah PT Malea beroperasi, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Sejumlah tuntutan yang disampaikan warga Lembang Buakayu dalam surat pernyataan yang disampaikan ke DPRD dan Bupati Tana Toraja, diantaranya;
- Warga Buakayu keberatan atas penggunanaan kata “Malea” pada perusahaan itu, karena Malea adalah nama salah satu Tongkonan di Buakayu dan nama salah satu RT di Buakayu sementara PT Malea tidak memberi kontribusi apa-apa pada daerah Buakayu
- Meminta PT Malea agar segera membangun jembatan baja menggantikan jembatan gantung yang menghubungkan Lembang Buakayu dengan Rano Utara
- Meminta PT Malea agar wilayah Buakayu yang terdampak abrasi segera ditalud atau bronjol
- Akses jalan yang menghubungkan wilayah Buakayu dan PT Malea agar segera dibeton
- Memprioritaskan tenaga kerja lokal dari Buakayu untuk bekerja di PT Malea
- Mengangkat salah satu anggota masyarakat dari Buakayu sebagai tenaga humas di PT Malea
- PT Malea memberikan jaminan ganti rugi kepada masyarakat Buakayu yang terdampak abrasi dan kerusakan lingkungan
- Masyarakat Buakayu menuntut listrik gratis dari PT Malea jika sudah beroperasi
- Memberikan insentif bagi pemerintah dan aparat Lembang Buakayu.
Warga Buakayu meminta aspirasi ini segera ditanggapi oleh pihak PT Malea dan segera ditindaklanjuti dalam bentuk pernyataan tertulis dalam jangka waktu dua minggu. Dan jika tidak direspon maka warga Buakayu akan turun kembali dengan jumlah massa yang lebih besar. **