ZONAKATA.COM – ENREKANG Kabupaten Enrekang, Tana Toraja dan Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) zona merah terdampak bencana geologis seperti, longsor dan banjir bandang. Ini diakibatkan alihfungsi lahan besar-besaran dilakukan di tiga kabupaten tersebut.
“Alih fungsi lahan sangat masif dilakukan di tiga daerah ini. Tentu akan mengganggu kestabilan lingkungan. Ini peringatan sudah zona merah, bisa saja longsor besar dan banjir bandang melanda jika akan terus dibiarkan,” Kepala Pusat Studi Kebencanaan Unhas, Prof Dr Adi Maulana, Selasa (31/5/2022).
Prof Adi mencontohkan, di Kabupaten Enrekang banyak lereng gunung yang dijadikan kebun bawang oleh masyarakat. Ini membuat beberapa pohon yang memiliki tugas sebagai pelindung pergeseran tanah ditebang demi pertumbuhan bawang.
“Sebenarnya bisa ekonomi masyarakat dan lingkungan ini bisa berdampingan, dengan catatan masyarakat harus mengetahui bagaimana mengolah lahan tidak merusak lingkungan. Saya kira sosialisasi ini harus digencarkan Pemda setempat,” ungkapnya.
Di Enrekang, beberapa wilayah rawan longsor saat hujan intensitas tinggi yakni, di Desa Saruran, Kecamatan Anggeraja, Desa Balla, dan dua titik desa Lunjen Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang.
Sementara di Tana Toraja, Kecamatan Simbuang dan Kecamatan Mappak juga sangat rawan. Diketahui, baru-baru ini dua kecamatan tersebut dilanda longsor beberapa titik. Ini membuat jalan poros Toraja dan Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) terputus.
Prof Adi menambahkan, Pemda di tiga kabupaten tersebut mulai dari sekarang harus merancang peraturan daerah (perda) rencana tata ruang (RTRW) yang tanggap bencana. Sehingga masyarakat mengetahui aturan untuk mengeksploitasi lahan.
“Masyarakat belum mengetahui ancaman apa yang dihadapi sekarang ini, dan bencana besar akibat rusaknya lingkungan bisa saja terjadi. Maka perlu aturan mengenai itu, paling tidak kita bisa mengurangi resiko,” jelas Prof Adi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Enrekang, Arsil Bagenda mengutarakan, pihaknya saat ini gencar melakukan sosialisasi tanggap bencana memasuki cuaca ekstrem 2022. Beberapa wilayah zona merah longsor maupun banjir bandang akan menjadi fokus sosialisasi.
“Ini kita galakkan terus. Agar masyarakat paham bagaimana menjaga lingkungan tetap stabil dan meminimalisir terjadinya bencana geologi ini. Kita tahu bawang menjadi pendapatan Enrekang tapi masyarakat juga harus tahu bagaimana ini agar tetap seimbang,” tandasnya.()